Tabloid

Podcast ‘Obrolan Deck 7’ Eps #1: Lika-Liku PMN

PMN atau penyertaan modal negara. Satu kata ini mungkin menjadi highlight utama bagi Perusahaan di tahun 2024. Ratusan jam untuk pertemuan dan pembahasan PMN sepanjang tahun tidak sia-sia. Tepat di malam pergantian ke tahun baru 2025, Pemerintah mencairkan dana Rp 1,5 Triliun untuk PELNI. Uang sudah ditangan, kapal baru pun diharapkan segara datang.

Tahun 2008 tercatat sebagai terakhir kali Perusahaan mendatangkan kapal penumpang baru. KM Gunung Dempo menjadi armada terbaru, kala itu, untuk menjadi bagian dari 26 kapal penumpang PELNI untuk melayari rute timur. Dengan kapasitas 2000 pax, di tahun 2025 ini Dempo akan berusia sweet seventeen, 17 tahun.

Berbanding terbalik dengan Dempo yang baru saja memasuki usia remaja, KM Umsini, KM Kelimutu dan KM Lawit justru menginjak usia 40 tahun. Usia yang menurut Jerman dimana ketiganya dibuat, sudah jauh melampaui batas usia teknis. Meski begitu, diluar Umsini, Kelimutu dan Lawit masih aktif berlayar meski sudah tergopoh-gopoh memenuhi tuntutan on-time performance (OTP).

Melihat kondisi asset produksi Perusahaan yang semakin menua ini, lah, yang membuat Tri Andayani selaku pimpinan tertinggi Perusahaan memutus pengajuan PMN ke Pemerintah. Diangkat sebagai Direktur Utama pada Februari 2022, Anda–sapaan akrabnya–segera membentuk tim PMN.

Hana Suhardi, Vice President Pengembangan Bisnis pun ditunjuk oleh manajemen sebagai penanggung jawab pengajuan PMN 2024. Setelah resmi dilantik pada Juni 2022, Hana dan tim hanya memiliki waktu kurang dari 6 (enam) bulan untuk mengajukan PMN Tahun Anggaran 2024 ke Pemerintah.

Pada Podcast ‘Obrolan Deck 7’ Episode #01 yang tayang pada 30 Januari 2025, Hana menceritakan bahwa untuk memastikan PMN masuk ke dalam APBN 2024, timnya harus sudah mengajukan PMN paling lambat pada 31 Desember 2022.

Setelah melewati berbagai proses di Kementerian BUMN dan Kementerian Keuangan, Presiden RI akan membacakan Pidato Kenegaraan terkait RUU APBN TA 2024 beserta Nota Keuangan dan Dokumen Pendukungan dalam Sidang Paripurna DPR RI pada Agustus 2023. Termasuk didalamnya besaran alokasi PMN TA 2024, meski belum ditentukan peruntukan maupun daftar penerima PMN tersebut.

Vice President Pengembangan Bisnis Hana Suhardi bersama tim. Foto: Istimewa

“Saya dan teman-teman di Pengembangan Bisnis juga kaget waktu itu. Kita belum pernah, kayak apa kajian PMN itu, mau nggak mau, kita susun aja,” ujar Hana sembari mengucapkan syukur dan terima kasih kepada timnya.

Meski diawal penyusunan kajian, Hana dan tim sempat mengusulkan PMN diangka Rp 12,5 Triliun untuk pembelian 10 kapal, pada proposal finalnya, PELNI mengajukan PMN TA 2024 sebesar Rp 500 Miliar. Kejutan muncul pada Rapat Dengar Pendapat Komisi XI DPR RI pada 2 Juli 2024. Mayoritas peserta RDP menyatakan dukungannya kepada PELNI untuk menerima PMN.

“Komisi XI DPR RI merekomendasikan Penyertaan Modal Negara Tunai sebesar Rp 1.500.000.000,00 (Satu triliun Lima Ratus Miliar Rupiah), untuk memperkuat PT. Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) dalam pengadaan 3 (tiga) unit kapal baru penumpang, yang telah melewati batas usia operasi,” tulis Rancangan Kesimpulan Rapat sebagaimana yang dibacakan oleh pimpinan rapat Muhammad Amir Uskara dari Fraksi PPP.

Sekedar informasi, untuk 26 kapal penumpang yang ada saat ini, Pemerintah menggunakan skema inbreng atau penyertaan modal negara dalam bentuk nontunai atau barang yang kemudian diserahterimakan kepada PELNI. Dalam prosesnya, PELNI sama sekali tidak terlibat dalam perencanaan desain maupun pengadaan kapalnya.

“Dasar pengajuan PMN sebenarnya ada tiga: penugasan, pengembangan usaha, atau restrukturisasi. Kita pilih untuk penugasan,” ujar Hana.

Untuk kali ini, PELNI akan mendapatkan PMN tunai. Otomatis, Perusahaan yang akan bertanggung jawab mulai dari desain kapal, pemilihan galangan kapal, hingga pengiriman dan penerimaannya kelak di Indonesia. Manajemen bahkan menyempatkan diri melihat langsung sejumlah galangan kapal di Eropa dan Asia untuk mengetahui kapasitas dan kemampuan masing-masing galangan.

Jika seluruh proses pengadaan galangan pembuat kapal hingga proses pembangunan kapal berjalan lancar, manajemen berharap kapal penumpang PELNI generasi terbaru selesai dibangun selambat-lambatnya akhir tahun 2028 dan mulai beroperasi di awal tahun 2029. Tiga kapal baru tersebut akan menggantikan keberadaan Umsini, Kelimutu dan Lawit yang disaat itu sudah berusia 43 tahun.

Perusahaan berencana untuk merancang kapal baru tersebut dengan tipe 2 in 1, dengan estimasi mampu mengangkut 1000 penumpang dan estimasi 75 container, atau menyerupai KM Gunung Dempo. Mengingat PMN TA 2024 baru akan digunakan sebagai uang muka, maka Perusahaan akan kembali mengajukan PMN TA 2025 sebesar Rp 2,5 Triliun untuk pelunasan dari total estimasi biaya pembuatan tiga kapal sebesar Rp 4,5 Triliun.

Direktur Utama Tri Andayani didampingi Sekretaris Perusahaan Evan Eryanto saat Media Lunch di Jakarta, Jumat (10/1). Fotografer: Andi Sudaryanto

“Dari PMN 2024 untuk uang muka sudah Rp 1,5 Triliun, dan untuk pelunasan akan kita ajukan kembali Rp 2,5 Triliun. Masih ada kekurangan Rp 500 Miliar, yang akan kita ambil dari dana internal Perusahaan,” terang Anda saat menemui rekan-rekan wartawan di Jakarta, Jumat (10/1).

Tentu kita semua, Insan PELNI, berharap Pemerintah dan DPR RI dapat menunjukan komitmen yang sama untuk mendukung penggantian armada tua PELNI untuk menjamin keselamatan pelayaran dan kenyamanan penumpang.*[DIT]

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in:Tabloid

0 %