Jakarta — Rangkaian Asessment PT PELNI (Persero) oleh Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) telah dimulai dengan dilaksanakannya Entry Meeting Assessment Good Corporate Governance (GCG) PT PELNI (Persero) Tahun 2022 yang berlangsung secara hybrid di Jakarta, Kamis (23/2/23).
Kegiatan ini dihadiri secara daring oleh Komisaris Utama Ali Masykur Musa dan Komisaris Independen Kristia Budiyarto. Dari jajaran Direksi PT PELNI, hadir secara langsung antara lain Direktur SDM & Umum Rainoc, dan Direktur Usaha Angkutan Penumpang Yahya kuncoro. Di tempat yang sama turut hadir seluruh jajaran Vice President dan Manager di Kantor Pusat, sementara seluruh pegawai di Kantor Pusat, Kantor Cabang dan Kapal juga hadir secara virtual melalui sambungan Zoom Meeting.
Dari pihak eksternal hadir secara daring antara lain Kepala Perwakilan BPKP DKI Jakarta Alexander Rubi Satyoadi, Asisten Deputi Bidang Jasa Logistik Desty Arlaini. Dalam kesempatan yang sama, pemaparan Assessment GCG Tahun 2022 disampaikan oleh Roy CAA Yiurnalista selaku Koordinator bidang Akuntan Negara.
Mewakili manajemen, Direktur SDM & Umum PT PELNI Rainoc menyampaikan terima kasih kepada pihak BPKP yang selama ini telah bekerja sama dengan baik dalam melakukan penilaian jalannya GCG di Perusahaan.
“PT PELNI sebagai Perusahaan BUMN tentunya selalu berupaya untuk konsisten dalam menerapkan prinsip-prinsip GCG, yakni Transparansi, Akuntabilitas, Tanggung jawab, Independensi, dan Kewajaran (TARIF) sebagai aspek utama,” ujar Rainoc dalam sambutannya.
Dihadapan jajaran tim BPKP yang hadir, Rainoc juga menyampaikan tentang pedoman yang telah dimiliki Perusahaan sebagai komitmen dalam menjalankan Tata Kelola Perusahaan yang Baik. Pedoman tersebut terdiri atas Pedoman Board Manual; Pedoman Tata Kelola Perusahaan; Pedoman Perilaku atau Code of Conduct; Pedoman Pengendalian Gratifikasi; Pedoman Unit Pengendalian Gratifikasi; dan terakhir, Pedoman Whistleblowing System.
Rainoc juga menceritakan pencapaian skor GCG Perusahaan yang diraih lima tahun terakhir. Berturut-turut perolehan skor GCG PT PELNI yaitu Skor 80,448 pada tahun 2017; 81,56 pada tahun 2018; 83,169 pada tahun 2019; 84,401 pada tahun 2020; Dan pada tahun 2021, nilai skor PT PELNI meningkat menjadi 85,227 dengan kategori Baik.
Komisaris Utama Ali Masykur Musa dalam sambutannya menyampaikan pesan kepada seluruh pimpinan PT PELNI untuk dapat menjalankan mandatnya dengan memegang teguh prinsip-prinsip GCG. “Pertanggungjawaban keuangan harus dilakukan dan bisa dilakukan tracing atas semua pengelolaan keuangan. Jangan sampai ada pengeluaran yang tidak bisa diterima,” ujar Ali.
Menurutnya, entry meeting tidak lain adalah kegiatan untuk mendiagonosis penyakit yang mungkin menjangkiti bisnis proses di Perusahaan. Untuk itu, sebagai pengawas dari jajaran Direksi, Ali Masykur Musa meminta pimpinan tertinggi di Perusahaan untuk dapat menunjukan komitmen dalam menjalankan Code of Conduct GCG.
Ditambakan pula oleh Asisten Deputi Bidang Jasa Logistik Desty Arlaini bahwa antara penerapan GCG dan kinerja Perusahaan memiliki kaitan yang erat. “Yang terpenting dari asesmen GCG adalah mendeteksi proses yang masih perlu diperbaiki dan bisa ditingkatkan supaya kegiatan Perusahaan dapat berjalan sesuai dengan tata kelola yang baik,” kata Desty.
Rangkaian Asesmen
Asesmen GCG telah dimulai sejak awal Februari dan ditargetkan rampung pada akhir Maret dibawah tanggung jawab Divisi Manajemen Risiko dan Kepatuhan yang saat ini dipimpin Tatang Ruskianta Dasuki cq. Departemen Kepatuhan.
Manager Kepatuhan Fitriana Ghonny merinci, rangkaian Asesmen GCG terdiri dari 12 tahapan, mulai dari tahap pengumpulan dokumen, entry meeting, reviu dokumen hingga tahap wawancara dan pengolahan hasil wawancara. Pada tahap akhir, akan ada pembahasan dengan Tim Counterpart, pemaparan hasil asesment GCG dan sebagai tahap final, adalah penyusunan laporan. ***TTO