CAMAR

Pelepasan Tukik Menjadi Implementasi Peduli Lingkungan PELNI

Sebagai perusahaan pelayaran nasional terbesar, PELNI telah berupaya untuk mengadopsi praktik ramah lingkungan guna mendukung keberlanjutan industri maritim di Indonesia. Melalui program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan atau lebih dikenal dengan TJSL, perusahaan kita berkomitmen untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dari operasionalnya dan berkontribusi terhadap pelestarian ekosistem khususnya di laut. Seluruh Program TJSL PELNI mengacu pada 17 pilar SDGs atau Sustainable Development Goals yang dirancang dari Perserikatan Bangsa-Bangsa dan telah diadopsi oleh Kementerian BUMN ke dalam Program TJSL di seluruh perusahaan BUMN.  

Sejak tahun 2017, PELNI telah menerapkan program TJSL lebih dari 10 program dimulai dari revitalisasi karang yang diadakan di sejumlah wilayah pesisir, antara lain Pantai Jikolamo, Pantai Bangsring, Pulau Sepa, Pulau Bangka, dan seterusnya. Selain itu, PELNI juga telah hadir dalam mendirikan Rumah Kelola Sampah (RKS) di berbagai pulau Indonesia sebagai solusi atas permasalahan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. Dalam program kali ini pelepasan Tukik menjadi bukti implementasi SDGs poin 14 yaitu melestarikan dan memanfaatkan sumber daya laut untuk pembangunan berkelanjutan.

Peran Tukik Dalam Ekosistem Laut

Pada bulan Januari PELNI kembali mengusung program lingkungan dengan cara yang baru dari sebelumnya, yaitu melalui konservasi penyu di Pantai Lambaro, Pulau Aceh. Program konservasi pada keanekaragaman hayati, khususnya penyu yang menjadi salah satu spesies yang terancam punah. Tujuan dari program pelepasan tukik untuk meningkatkan populasi penyu di alam liar dan menjaga ekosistem laut agar tetap seimbang karena penyu memiliki peran penting dalam ekosistem laut, berikut peran penting penyu bagi ekosistem laut:

  • Mengendalikan Tumbuhan Lamun Air

Penyu memiliki kontribusi penting dalam mengendalikan pertumbuhan lamun air yang berpotensi menahan arus laut, dan menghalangi sinar matahari masuk ke dalam kehidupan bawah laut. Apabila populasi tumbuhan lamun ini tumbuh secara tidak terkendali, maka hal ini berpotensi merusak pertumbuhan ekosistem lainnya karena menghalangi sinar matahari masuk ke dalam laut.

  • Mengontrol Populasi Spons

Selain punya peran untuk mengendalikan tumbuhan lamun, penyu memiliki peran mengontrol populasi spons yang mengancam keberlangsungan hidup terumbu karang karena pergerakan spons secara agresif berebut tempat dengan terumbu karang.

  • Pemakan Ganggang dan Alga

Tidak hanya memakan tumbuhan lamun air dan spons, penyu memiliki peran penting sebagai konsumen dalam ganggang dan alga. Dengan memakan ganggang, penyu membantu menjaga populasi ganggang agar tidak tumbuh berlebih.

  • Penyebab Pergerakan Nutrien

Ketika penyu bertelur di pantai, mereka menggali lubang dan meletakkan telurnya. Tukik yang sudah menetas akan membuat lorong yang memungkinkan nutrien-nutrien ini meresap ke dalam tanah dan mencapai laut. Nutrien-nutrien ini memberikan sumber makanan bagi alga dan organisme laut lainnya, sehingga mempengaruhi keseimbangan rantai makanan dalam ekosistem.

  • Penyebaran Benih Tanaman Pantai

Saat penyu mencari tempat bertelur di pantai, mereka berjalan di sepanjang garis pantai dan menginjak-injak pasir. Dalam proses ini, mereka secara tidak sengaja menaburkan benih tanaman pantai yang melekat pada cangkang dan kaki mereka. Ketika benih-benih ini tersebar, akan tumbuh menjadi vegetasi pantai yang penting dalam menjaga kestabilan garis pantai dan memberikan habitat bagi berbagai organisme laut.

  • Pembersih Laut

Penyu memiliki tugas penting sebagai pembersih laut dalam menjaga ekosistem laut yang sehat. Beberapa spesies penyu, contohnya penyu belimbing yang merupakan pemakan ubur-ubur. Dalam ekosistem laut, ubur-ubur dapat berkembang biak secara cepat dan menyebabkan ledakan populasi.

  • Indikator Kesehatan Laut

Peran penting penyu yang terakhir adalah sebagai indikator kesehatan laut. Sebagai makhluk yang hidup di berbagai habitat laut, penyu sangat rentan terhadap perubahan kondisi ekosistem, seperti perubahan suhu air dan polusi. Jika populasi penyu menghadapi penurunan drastis atau adanya masalah kesehatan, itu bisa menjadi tanda peringatan bahwa terjadi masalah yang besar dalam ekosistem laut.

Tujuan Program Pelepasan Tukik

Tujuan dari program ini juga untuk menanggulangi populasi penyu yang semakin menurun akibat perburuan dan degradasi lingkungan. Vice President Bahan Bakar Romadhoni menyebutkan jumlah tukik yang dilepaskan sebanyak 100 ekor di area pesisir pantai dibantu dengan 100 relawan dan warga setempat. “Sebanyak 100 tukik dilepas di area pesisir strategis, kegiatan ini juga melibatkan masyarakat sekitar,” ujar Romadhoni.

Vice President Bahan Bakar Romadhoni bersama masyarakat melakukan pelepasan tukik di Pantai Lambaro, Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar

Langkah pelepasan tukik tersebut merupakan upaya nyata perusahaan kita dalam menjaga kelestarian lingkungan pesisir dan mendukung konservasi penyu. “PELNI tidak hanya berfokus pada layanan transportasi, tetapi juga memiliki tanggung jawab dalam menjaga kelestarian lingkungan. Dengan adanya program konservasi ini, kami berharap dapat berkontribusi dalam menjaga populasi penyu yang semakin berkurang serta mengajak masyarakat untuk bersama-sama melindungi ekosistem laut,” ujar Romadhoni.

Pemeriksaan Kondisi Tukik Sebelum Dilepas ke Laut

Sebelum melakukan pelepasan, pentingnya memastikan kondisi tukik sehat agar memiliki peluang bertahan hidup yang lebih tinggi saat menghadapi berbagai tantangan di alam bebas, termasuk predator alami dan kondisi lingkungan yang tidak bersahabat. Perlu kita waspadai ancaman predator dalam melepaskan tukik adalah kepiting pantai. Hewan tersebut diketahui sering merusak sarang peneluran penyu dan memakan tukik yang baru menetas. Kondisi ini menjadi ancaman serius bagi kelangsungan hidup tukik yang dilepas ke laut.

Pemberian Alat Perlengkapan Patroli

Tidak hanya melepaskan tukik, PELNI juga memberikan alat perlengkapan patroli kepada masyarakat lokal yang bertugas untuk melindungi habitat penyu dari ancaman perburuan dan kerusakan ekosistem. Program ini diharapkan menjadi langkah pendukung kegiatan konservasi dan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga keberlanjutan lingkungan. Kemudian dilanjut sesi pemaparan edukasi mengenai pentingnya konservasi lingkungan kepada masyarakat dan anak-anak sekolah di sekitar Pulo Aceh. Mereka semua diberikan pemahaman mengenai pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem laut serta langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk membantu melindungi habitat penyu.

Manfaat Bagi Ekonomi Masyarakat

Program konservasi penyu tidak hanya berpusat pada pelestarian lingkungan, melainkan memiliki potensi yang besar untuk memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar. Dengan terbentuknya kawasan konservasi yang terjaga, kesempatan dalam mengembangkan sektor ekowisata semakin terbuka, sehingga dapat menciptakan sumber penghasilan tambahan bagi masyarakat setempat. “Program ini juga bertujuan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar melalui ekowisata berbasis konservasi. Kami berharap masyarakat dapat ikut serta dalam menjaga dan memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan,” jelas Romadhoni.

Dengan inisiatif program konservasi yang telah dijalankan, PELNI menunjukkan komitmennya dalam menjaga keseimbangan lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Melalui program TJSL yang berkelanjutan, perusahaan kita tidak hanya berfokus pada pengelolaan lingkungan, tetapi juga pada pemberdayaan ekonomi dan edukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga ekosistem laut. Diharapkan upaya ini dapat terus diperluas ke lebih banyak wilayah di Indonesia, dengan kolaborasi yang semakin erat antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat. Dengan demikian, keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan sosial dapat berjalan seiring demi masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang. *[MGN-RF]

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in:CAMAR

0 %