PT Pelayaran Nasional Indonesia atau PT PELNI (Persero) meresmikan Program Kampung Nelayan PELNI di Larantuka, Nusa Tenggara Timur, Senin (22/8). Program Kampung Nelayan ini merupakan salah satu program prioritas Tanggung Jawab Sosial & Lingkungan (TJSL) PELNI yang sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan mengenai pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi.
Peresmian ditandai dengan pemotongan pita dan penandatanganan prasasti oleh Direktur SDM dan Umum PELNI Rainoc didampingi oleh Sekretaris Daerah Flores Timur Paulus Igo Geroda.
Rainoc menjelaskan bahwa Program Kampung Nelayan merupakan salah satu creating shared value yang dilakukan oleh PT PELNI dalam mendukung kesuksesan pelaksanaan program sustainable development goals untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang Inklusif dan berkelanjutan, Kesempatan Kerja yang Produktif dan Menyeluruh, serta Pekerjaan yang Layak untuk Semua.
“Dalam beroperasi, PELNI berkomitmen mengedepankan pemberdayaan masyarakat dengan memberikan bimbingan, bantuan fasilitas maupun edukasi. PELNI khususnya memberikan perhatian bagi masyarakat di daerah operasional PELNI, termasuk wilayah tertinggal, terdepan, terluar dan perbatasan (3TP) melalui program TJSL,” terang Rainoc.
Pada kesempatan yang sama, PELNI juga menyerahkan kapal jukong kepada nelayan setempat. “Pemberian kapal ini dimaksudkan untuk membantu kegiatan nelayan karena kapal dapat mengangkut ikan sebanyak 5 hingga 7 ton,” tambahnya.
Larantuka merupakan lokasi pertama (pilot project) dari Program Kampung Nelayan PELNI. Larantuka dipilih salah satunya karena merupakan derah yang disinggahi oleh kapal PELNI, yaitu KM Umsini dan KM Lambelu serta satu kapal tol laut, KM Kendhaga Nusantara 7.
“Diharapkan program ini dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi bagi kelompok nelayan khususnya di Larantuka dengan melakukan pengolahan dari hasil tangkapan nelayan. Semoga kehadiran Kampung Nelayan yang dapat memberi maanfaat dan inspirasi bagi masyarakat Larantuka,” ungkap Rainoc.